Selasa, 15 Maret 2011

Kisah Keajaiban saat bencana gempa dan tsunami di Jepang


Cerita Keajaiban Tsunami dan Gempa di Jepang. Di balik tragedi Gempa besar disambar dengan Tsunami di Jepang, menyimpan beberapa cerita yang cukup membuat kita terenyuh, mungkin bukan hanya di Jepang saja kejadian orang-orang yang bisa selamat dari terjangan Tsunami ataupu gempa besar. Misal di Aceh pada tahun 2004, banyak cerita keajaiban orang-orang yang selamat dari tragedi bencana alam besar tersebut.

Kejadian Tsunami di Jepang jelas menjadikan luka dan trauma bagi masyarakat disana, terutama bagi orang-orang yang selamat dari ancaman bencana besar tersebut. Banyak dari para korban Gempa dan Tsunami di Jepang hari Jumat, 11 Maret 2011 kemarin yang selamat dengan berjuang sekuat tenaga melawan gulungan ombak setinggi 4-10 meter dengan kecepatan 800 kilometer per jam. Tidak sedikit dari mereka yang berhasil selamat setelah terseret sejauh 15 KM ke arah lautan lepas, dan berhasil ditemukan dalam kondisi selamat.
Salah satunya bernama, Ichiro Sakamoto, warga Hitachi di Prefektur Ibaraki, berumur 50 Tahun. Beliau menceritakan, ”Apakah saya sedang bermimpi? Saya merasa seperti dalam sebuah film fiksi,” ungkap beliau. Korban yang selamat dari tsunami di Jepang ini kembali menambahkan, ”Setiap kali saya mencoba mencubit pipi untuk memastikan apakah saya bermimpi atau tidak,
Kota Hitachi merupakan sebuah kota Modern di Jepang, pada siang itu 11 Maret 2011, setelah kejadian Tsunami, Sakamoto terasa sedih bukan main, ia melihat kotanya yang diterjang Tsunami. Ia merasa seakan terlempar jauh dari kehidupan nyata yang modern ke sebuah padang sampah dan lumpur yang amat luas. Kehidupan kota yang riuh telah berubah sepi hening. Tsunami telah melumat kehidupannya.
Keajaiban pertolongan Tuhan hadir ketika mereka di sapu gelombang Tsunami di Jepang
Akan lain cerita jika ia berada di Sendai, ibu kota Prefektur Miyagi, yang terkena dampak parah hantaman Gelombang Tsunami. Mungkin saja ia akan lebih pilu ketika melihat, kapal laut yang bersandar terseret ombak Tsunami sampai kedaratan, pilu melihat rumah-rumah yang hancur serta mobil-mobil yang terdampar diatap rumah. Belum lagi pesawat terbang yang tercabik-cabik gelombang Tsunami yang dahsyat dan mendarat di perumahan yang juga telah hancur berantakan.
Berbeda dari Sakamoto, Scott West, seorang aktivis kelautan, mencoba melukiskan dahsyatnya gelombang Tsunami yang datang menghantam, ia menggambarkan gelombang tersebut mirip dengan ”apokaliptik”. Seperti yang diungkap Agence France-Presse, West mengatakan ia menyaksikan ganasnya tamparan ombak tsunami, yang ia sebut ”dinding air hitam yang menderu-deru”.
Pada saat tragedi gempa dan tsunami di jepang tersebut, West sedang berposisi di kampung nelayan Otsuchi, Prefektur Iwate, salah satu daerah yang bisa dibilang terparah terkena imbas dari Tsunami di Pulau Honshu, Jumat 11 Maret 2011. Pada saat bencana alam dahsyat itu datang, ia sedang asyik mengobrol dengan beberapa nelayan disana. Namun setelah gempa besar terjadi pada pukul 14.46 waktu setempat, tiba-tiba ia mendengar suara Gemuruh yang cukup keras.
Pada saat itulah mereka melihat gelombang dahsyat tsunami, yang diibaratkan oleh West seperti ”dinding laut hitam yang tinggi dan menderu hebat” sedang bergerak dengan sangat cepat menuju daratan. Tak banyak waktu didapat, hanya sekejap mata saja dinding rumah hilang disapu gelombang dahsyat tersebut, ombak besar sudah masuk ke segala penjuru perkampungan nelayan itu. Segera mereka berlarian dengan panik untuk menyelamatkan diri.
Saat gelombang besar menyapu seluruh perkampungan nelayan itu, terjadi juga goncangan gempa susulan berkali-kali. West melihat seorang wanita yang berteriak meminta tolong ditengah gulungan gelombang Tsunami, bangunan-bangunan hancur tersambar gelombang dahsyat Tsunami. Orang-orang berteriak histeris, banyak dari mereka yang akhirnya terbawa hanyut.
West mengatakan, ”Kemudian saya melihat sesosok mayat di pantai. Rumah, mobil, dan barang apa saja telah hancur, menyatu menjadi sampah yang bergulung-gulung diempas arus air,”
Otsuchi merupakan kota yang cukup besar ungkap west, tapi setelah tragedi Gempa disusul oleh Tsunami, kota tersebut sontak menjadi kota mati. ”Penderitaan warga yang selamat tidak terkira. Mereka terguncang hebat karena kehilangan harta benda dan orang-orang yang dicintai,” ungkapnya dengan nada sedih.
Cerita lain lagi muncul dari warga Miyagi, Wataru Fujimura, yang kehilangan rumah akibat gempa dahsyat dengan kekuatan 9 SR disertai gelombang Tsunami yang besar. Sebelum Tsunami menyapu Miyagi, ia merasakan goncangan gempa yang keras, ia menceritakan, ”Perabot rumah tangga berjatuhan. Dinding gedung apartemen kami retak. Jalanan terbelah. Sungguh mengerikan,” ungkap Fujimura.
Gulungan ombak menyapu rumah, perahu, mobil, sampah, dan puing-puing. Kotanya dalam sekejap berubah seperti kubangan rawa. Tak dijelaskan di mana apartemen milik pria itu. ”Kami menghabiskan sepanjang malam di dalam mobil,” ungkap pria itu dalam keadaan masih shock.

Kisah Seorang Kakek Terseret Ombak Tsunami Sejauh 15 km

Kisah ini mungkin lebih dramatis dan lebih sedih dari beberapa kisah diatas, sebut saja namanya Hiromitsu Shinkawa, seorang kakek berusia 60 tahun, warga kota Minamisoma, Prefektur Miyagi, di wilayah Tohoku, Honshu, Jepang timur laut. Ia mnceritakan bahwa dirinya terseret sejauh 15 kilometer ke laut lepas. Perjuangan bertahan hidup selama 2 hari di laut lepas membawa nasib baik bagi sang kakek, ia ditemukan tim sar yang berhasil menyelamatkan dirinya dalam kondisi hidup.
Shinkawa menceritakan, pada saat setelah gempa besar 9 SR beserta gempa-gempa susulan hari Jumat, 11 Maret 2011 itu, ia mendengar gemuruh hebat dari arah laut. Ketika ia melihat ternyata suara gemuruh tersebut ditimbulkan oleh gelombang Tsunami yang bergerak dengan sangat cepat menuju daratan. Shinkawa menuturkan, ”Saya berusaha melarikan diri, keluar dari rumah, setelah mengetahui tsunami datang,”
Ia berhasil keluar dari tempat tinggalnya, namun karena ada barang yang ia lupa bawa, ia kembali kedalam rumah untuk mengambilnya. Pada saat yang sama, gelombang besar Tsunami langsung menghantam dan membuat rubuh tempat tinggalnya. Sang kakek ini terus terseret oleh ombak besar yang cepat itu, saat terombang-ambing ia berhasil meraih sepotong puing atap rumahnya yang sudah hancur. Ia berpegangan dengan sangat erat sambil terus terbawa arus air yang datang.
terbawa tsunami sejauh 15 KM
Ia sangat bersyukur bisa meraih puing atap rumah tersebut,sambil mengatakan, ”Saya selamat setelah meraih puing atap rumah saya.” Selang 2 hari kejadian Tsunami akibat dari Gempa dahsyat di Jepang tepatnya hari minggu pukul 12.40 waktu Jepang, sang kakek ini berhasil ditemukan dengan kondisi sehat oleh Tim pencari korban yang menumpangi kapal penghancur milik Maritime Self-Defence Force yang sedang menyisir perairan laut di Prefektur Fukushima.
Lain hal nya lagi dari kakek Shinkawa yang berhasil selamat setelah terseret Tsunami ke laut lepas sejauh 15 KM dan berhasil selamat. Michiko Yamada, warga dari desa Rikuzentakata yang dihantam Tsunami hingga bersih di Iwate. Dengan sangat sedih ia mengatakan, ”Saya selamat, yang lain hanyut di depan saya,” ungkapnya merasa bersyukur.
Kisah-kisah keajaiban dari korban2 gempa dan tsunami di Jepang diatas bukan sebuah hal yang datang begitu saja atau istilahnya bukan sebuah keberuntungan, namun bisa dibilang lebih tepatnya adalah ini merupakan pertolongan dari Tuhan kepada mahluk ciptaannya.
Perkembangan pasca gempa dan tsunami di Jepang, dilaporkan untuk korban jiwa yang tewas saat ini bisa lebih dari 10.000 Jiwa. Menurut info di kota Miyagi saja lebih dari 10 ribu orang tewas akibat gempa 9,0 skala Richter yang disusul dengan gelombang Tsunami. Belum lagi beberapa kota lainnya yang juga terkena sapuan Tsunami dahsyat jumat kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar